Selasa, 19 Juni 2018

DAULAH BANI UMAYYAH

Dalam sejarah islam, menurut Abdul A'la al-Maududi kekuasaan Bani Umayyah tidak memperoleh persetujuan dari kaum Muslimin dan tidak dipilih oleh rakyat dengan pemilihan yang bebas, melainkan atas dasar kekejamannya.
Namun, sekalipun diawal kekuasaannya memperoleh banyak kontroversi yang sangat dahsyat di kalangan umat, prestasi demi prestasi dikumpulkan pada masa ini dan menyumbangkan kekuasaan imperium yang luar biasa luasnya. Oleh sebab itu, di bidang politik, militer, dan pengaruh islam telah mencapai prestasinya yang mengagetkan dunia yang berkembang hingga keluar jazirah Arab.
Di masa kekuasaan Muawiyyah ini, islam menjadi pusat kekuatan yang paling menentukan karena banyak kecakapan yang dimiliki seperti dalam mengatur sistem administrasi negara dan  yang paling utama adalah naluri menaklukkan lawan di medan perang menjadi satu karakter yang menonjol yang dimiliki oleh para penguasa Dinasti Umayyah saat itu.
Pusat Dinasti Umayyah terletak di Damaskus.
Setelah  Ali bin Abi Thalib terbunuh, terjadi gejolak yang sangat besar dan banyak umat yang memisahkan diri sampai pada akhirnya Muawiyah (khalifah bani umayyah) berhasil mengembalikan stabilitas umat islam dengan mempersatukannya dibawah naungan kekuasaannya.
Dulu, sebelum bani umayyah memeluk islam. Mereka merupakan golongan musuh-musuh islam yang paling keras. Namun ketika Nabi Saw melakukan dakwah dan mereka masuk islam, tepatnya pada saat Futuh Makkah. Bani umayyah merupakan golongan yang terakhir kali masuk islam, sekalipun begitu kelompok ini seolah-olah ingin membalas keterlambatannya masuk islam dengan memperlihatkan semangat kepahlawanan mereka yang luar biasa.
Golongan muawiyyah memiliki banyak keahlian, namun akan disebutkan beberapa saja, yakni:
1. Memiliki kemampuan siasat yang bagus.
2. Pandai mengatur urusan-urusan dunia.
3. Cerdas.
4. Bijaksana, fasih, balig.
5. Ia sangat dermawan dan rela mengorbankan harta. Dimana ia harus bersikap dermawan dan dimana ia harus bersikap keras. Kedermawanannya melebihi orang-orang bangsawan di kalangannya.
6. Amat suka memegang pimpinan.
7. Muawiyyah adalah orang yang religius dan muslim yang taat menjalankan perintah Allah.
Khalifah bani umayyah berkuasa dari tahun 41-132 H/661-750M dengan 14 orang khalifah. Diantara mereka ada pemimpin-pemimpin besar yang berjasa dalam berbagai bidang dan ada pula pemimpin yang lemah.
Muawiyah adalah bapak pendiri Dinasti Umayyah. Dialah pembangun yang besar. Namanya disejajarkan dengan khalifaur Rasyiddin. Bahkan kesalahannya mengkhianati prinsip pemilihan kepala negara dapat dilupakan oleh rakyat karena begitu banyaknya jasa-jasa dan kebijakan politiknya yang mengagumkan.
Adapun alasan keberhasilan Muawiyah dalam membangun Dinasti Umayyah diantaranya yakni:
1. Memperoleh dukungan yang kuat dari rakyat Syria dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Berupa dukungan moral, tenaga manusia, maupun kekayaan. Penduduk Syria yang sudah sejak lama diperintah oleh Muawiyyah mempunyai tentara yang kuat dan sangat terlatih juga disiplin yang tinggi berada di garis depan dalam peperangan melawan Romawi.
2. Muawiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan yang penting. Yang dimana muawiyah disana berperan sebagai administrator.
3. Muawiyah memiliki kemampuan menonjol sebagai negarawan sejati, bahkan hingga mencapai tingkat hilm. Hilm ialah seorang manusia yang dapat menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan meskipun banyak tekanan dan intimidasi. Sikap ini dulunya banyak dimiliki oleh para pembesar Makkah dulu.
Para khalifah Bani Umayyah
1. Muawiyah bin Abu Sufyan 41-60 H/661-680 M.
2. Yazid bin Muawiyah 60-64 H/680-683 M.
3. Muawiyah bin Yazid 64-64 H/683-684 M.
4. Marwan bin Hakam 64-65 H/684-685 M.
5. Abdul Malik hbin Marwan 65-86 H/685-705 M.
6. Al-Walid bin hAbdul bMalik 86-96 H/705-715 M.
7. Sulaiman bin Abdul Malik 96-99H/715-717 M.
8. Umar bin Abdul Aziz 99-101H/717-720 M.
9. Yazid bin Abdul Malik 101-105 H/ 720-724 M.
10. Hisyam bin Abdul Malik 105-125 H/724-743 M.
11. Al-Walid bin Yazid 125-126 H/ 743-744 M.
12. Ibrahim bin Al-Walid 126-127 H/ 744-744M.
13. Marwan bin Muhammad 127-132 H/ 744-750 M.
Nama-Nama khalifah yang cakap dalam memimpin dan berhasil dalam kepemimpinannya yaitu:
1. Muawiyah
2. Abdul Malik
3. Al-Walid
4. Umar bin Abdul Aziz
5. Hisyam bin Abdul Malik
Kemunduran sekaligus kehancuran Dinasti Umayyah
1. Perselisihan diantara putra mahkota. Sebagian besar dari khalifah muawiyyah mengangkat lebih dari seorang putra mahkota. Jabatan yang pertama diduduki oleh putra mahkota yang lebih tua kemudian setelah selesai masa pemerintahannya akan digantikan oleh putra mahkota yang kedua yang telah dipilih oleh khalifah dulunya. Namun, pada kenyataannya khalifah yang telah memimpin malah mengangkat anaknya untuk menjadi penerus kekhalifahannya.
2. Permusuhan antar suku yang hidup kembali diantara suku Arab selatan dan suku Arab utara. Fanatisme ini muncul kembali setelah dulu pernah dilenyapkan oleh islam yakni akibat dari kematian Yazid bin Muawiyah. Disitu terjadi perebutan kekuasaan selanjutnya tentang siapa yang akan menduduki tahta mahkota raja.
3. Perlakuan diskriminatif terhadap golongan non Arab atau Mawali. Orang Arab merasa diri mereka sebagai bangsa terbaik dan memandang bahasa Arab sebagai bahasa tertinggi. Fanatisme ini banyak mengundang kebencian kelompok non-muslim dan juga kelompok non-muslim. Pada kekuasaan Dinasti Umayyah, bangsa Arab ditempatkan pada golongan ke-2 dimana dalam hal pembayaran pajak, kelompok Mawali mengeluarkan biaya lebih banyak daripada kelompok muslim Arab. Juga kelompok mawali hanya ditaruh pada posisi bawah dalam angkatan perang bersenjata dan dalam bidang pemerintahan.
4. Pergeseran moral. Banyak khalifah yang tidak tahan dengan godaan duniawi baik itu dalam bentuk harta, takhta, maupun wanita. Kehidupan penguasa banyak dihabiskan dengan berfoya-foya dan menghabiskan uang Negara.
5. Kelemahan para khalifah pengganti. Dimana, khalifah tersebut tidak memiliki kemampuan yang memadai. Ada diantara mereka yang diangkat secara terpaksa padahal yang bersangkutan tidak menghendakinya yang menyebabkan ia tertekan sampai akhir hayatnya. Ada juga karena ambisi yang menggebu-gebu untuk menguasai pemerintahan meskipun ia tidak mempunyai kecakapan dalam memimpin yang mengakibatkan salah urus negara dan khalifah malah tenggelam dalam gemerlapnya dunia.
6. Munculnya para pemberontak yang menggerogoti kekuasaan Bani Umayyah. Yakni kelompok syiah yang sudah sejak lama sudah menyimpan dendam karena terbunuhnya al-Husein secara mengenaskan dan semestinya yang melanjutkan kekuasaan islam ialah keturunan Ali bin Abi Thalib. Selain itu juga ada kelompok faksi pimpinan al-Mukhtar. Ada dari keluarga Abbas yang melakukan aliansi dengan kubu Abu Muslim al-Khurasani dari Khurasan, Persia.
7. Kelompok Khawarij yang sudah sejak lama amat sangat gigih menentang Bani Umayyah dan selalu memanfaatkan waktu tertentu untuk melakukan pemberontakan. Ini diawali sejak selesainya perundingan Shiffin yang menghasilkan kesepakatan namun merugikan pihak Ali, sehingga kaum Khawarij mulai membuat kubu di Kuffah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar