Minggu, 15 Juli 2018

SEJARAH PEMIKIRAN DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PERADABAN MASA DAULAH FATIMIYAH

Daulah Fatimiyah
Nama dinasti ini diambil dari nama putri Nabi Muhammad yakni Fatimah az-Zahra. Pediri Dinasti Fatimiyah bernama Ubaidillah al-Mahdi ia mengaku berasal dari keturunan Ali bin Abi Thalib dan istrinya.
Dinasti Fatimiyah merupakan Dinasti pertama di Mesir yang beraliran Syiah, sangat luar biasa bisa menanamkan ajaran syiah diantara kaum sunni yang dominan di Mesir. Dinasti Fatimiyah muncul pertama kali di Tunisia, Afrika Utara pada tahun 909 M. Tokohnya yakni Abu Abdullah asy-Syi'i. Ia merupakan orang yang mengembangkan faham syiah sampai menjadikannya sebuah Dinasti. Pengikutnya berasal dari kalangan orang-orang Barbar sekte Kitamah.
Pada awalnya, Dinasti Fatimiyah berhasil menumbangkan gubernur Aghlabiyah dan penguasa Idrisiyah di Afrika Utara. Dilanjutkan dengan memasuki Mesir di bawah komando jendral yang bernama Jawhar as-Siqili tahun 969 M. Ia pun berhasil menumbangkan Mesir yang dimana saat itu dipimpin oleh Ikhsyidiyah. Setelah berhasil ditaklukkan, diberilah nama al-Qahirah artinya "kota kemenangan" yang dijadikan sebagai ibu kota Fatimiyah.
 
Nama Khalifah yang Pernah Berkuasa
1. Khalifah al-Muizz 365 H/975 M
Khalifah al-Muizz berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dengan memperbaiki sistem perpajakan, meningkatkan keamanan, memajukan pertanian, perdagangan dan kerajinan, menegakkan keadilan, namun tetap memberi toleransi kepada seluruh anggota masyarakatnya. Contohnya seperti dalam menjalankan pemerintahan, ada beberapa orang yang terpilih menjadi anggota pemerintahan sekalipun memiliki agama yang berbeda dengan agama islam.
Al-Muizz juga memfokuskan kekuasaannya di Hijaz dan Syiria karena seperti yang diketahui bahwa, tempat tersebut yang masih ingin dikuasai kembali oleh Romawi Byzantium dan dikhawatirkan Bani Abbas ingin merebut kembali daerah yang pernah dikuasainya tersebut.
Khalifah al-Muizz tidak lupa pula untuk mengenalkan ajaran syiahnya kepada masyarakat di sela-sela perjuangannya membangun kesejahteraan rakyat. Hari-hari yang biasa menjadi hari perayaan Maulid yang dilakukan masyarakat Mesir yakni, berkenaan dengan kelahiran Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib, Fatimah binti Muhammad, Hasan, Husein dan pastinya khalifah yang sedang berkuasa.
2. Khalifah al-Aziz 365 H/975 M
Khalifah al-Aziz membangun perpustakaan besar di dalam istana yang memiliki 1.000.000 buku dalam berbagai jenis ilmu pengetahuan. Ialah yang membangun Jami' yang dulu dibangunnya menjadi sebuah universitas yang bernama al-Azhar, Kairo Mesir.
Istana al-Aziz bisa menampung sekitar 30.000 tamu, Masjidnya sangat megah, perhubungan sangat lancar, keamanan terjamin. Perekonomian sektor perdagangan, industri dan pertanian dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi saat itu. Dengan demikian, Dinasti Fatimiyah saat itu bukan hanya saingan dari Abbasiyah, namun lebih unggul dan menjadi satu-satunya kekuasaan islam yang mempunyai angkatan laut di Laut Tengah sebelah Timur.
Adapun daerah kekuasaan al-Aziz ialah dari Samudra Atlantik di sebelah barat sampai Laut Merah, Yaman, Hijaz, Damaskus, dan Mosul di sebelah Timur.
3. Al-Hakim 386 H/996 M
Al-Hakim ini anak dari al-Aziz. Setelah al-Aziz meninggal, ia memberikan kekuasaannya pada al-Hakam yang masih berumur 11 tahun. Al-Hakim masih belum mengerti tentang kerajaan dan diserahkan kepercayaan kepada seorang Barjuan yang memberi gelar pada dirinya sendiri Amin ad-Dawlah (kepercayaan kerajaan). Ketika Barjun diberi otoritas untuk memerintah, ia malah menguasai sepenuhnya kerajaan Fatimiyah tanpa memerdulikan al-Hakim. Namun setelah al-Hakim beranjak dewasa, ia membunuh Barjun tersebut yang dimana Barjun tersebut yang dimana dulunya merupakan gurunya sendiri.
Pada masa pemerintahannya yang awal, ia bergaul dengan rakyat di jalan-jalan dan di pasar-pasar, untuk mendengarkan keluh-kesah mereka supaya dicarikan solusi yang tepat oleh al-Hakim. Namun setelah beberapa tahun memerintah, ia memilih untuk berzuhud. Segala macam peraturan yang hampir kebanyakan tidak masuk akal, dibuat oleh khalifah ini, dan ia pun telah banyak membunuh pejabat kerajaan seperti panglima angkatan perangnya, hakimnya, kepala polisinya, dan hakimnya para hakim.
Khalifah al-Hakim dikatakan oleh para ilmuan serta orang Barat dan Timur sebagai orang yang aneh dan tidak labil. Bagaimana tidak, ia pun ketika meninggalnya berada diatas himarnya dimana bajunya berlumuran darah dan tidak diketahui siapa yang membunuhnya.
4. Adz-Dzahir tahun 411 H.
Ia menggantikan ayahnya pada usia yang masih sangat muda sehingga ialah satu-satunya penguasa dalam dunia islam yang memiliki jabatan terlama 60 Tahun. Pada masa Adz-Dzahir ini semuanya diperbaiki. Segala peraturan yang dibuat oleh ayahnya diperbaharui dan ada pula yang dihapuskan. Akhirnya, pemerintahan berjalan stabil kembali. Khalifah lebih memfokuskan perhatiannya pada bidang pertanian dan pada waktu itu pernah mengalami masa-masa sulit yang disebabkan oleh surutnya air sungai Nil sehingga sedikit mendapatkan pasokan air.
5. Khalifah Al-Mustansir
Khalifah ini juga mengalami masa-masa sulit, bahkan lebih sulit dari khalifah sebelumnya. Itu semua ditandai dengan terjadinya kelaparan akibat hancurnya pertanian. Ketika keadaan mulai membaik, pemerintahan malah dikuasai oleh para mentri dan khalifah hanya sebagai lambang. Semua itu berlangsung cukup lama. Setelah peristiwa tersebut terjadi, ada 6 khalifah yang kembali berkuasa namun itu tidak bertahan lama dan tidak terlalu memperoleh hasil dalam pemerintahannya. Mereka tidak begitu berjasa dalam membangun kembali Dinasti Fatimiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar