Minggu, 08 Juli 2018

SEJARAH PEMIKIRAN DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL

Spanyol atau Lebih Dikenal Dengan Andalusia Dalam Dunia Islam.
Penaklukan Spanyol merupakan sebuah kontribusi yang paling berharga bagi pencerahan peradaban masyarakat Eropa, bagaimana tidak, sebelum islam masuk ke wilayah Barat, kehidupan disana sangatlah berantakan dan tidak karuan dimana masyarakat disana sangat terbelakang dan kehidupan yang sangat primitif. Jika boleh diperbandingkan dengan kaum muslimin diTimur maka perbandingannya adalah Muslim berada di langit dan buminya adalah masyarakat Barat.
Sebelum islam masuk Spanyol, ia lebih dulu dikuasai oleh Romawi Timur sekitaran tahun 133 M. Pada masa ini Andalusia banyak didatangi oleh bermacam-macam bangsa dan agama seperti; bangsa vandal, bangsa visigoth dari jerman. Antara orang-orang Masehi dan Yahudi juga saling bermusuhan sehingga kelompok Yahudi menjadi tersingkirkan. Pada saat itu juga, para penguasa sering berkonflik akibat perebutan kekuasaan. Akibatnya, kondisi sosial Andalusia menjadi sangat terpuruk dan korban dari semua itu tidak lain adalah rakyat. Karena tidak diurus oleh penguasa akibat konflik yang terus-menerus tersebut akibatnya rakyat menjadi melarat, terjadi penindasan oleh kalangan bangsawan terhadap rakyat kelas bawah, dan perlakuan yang tidak adil.
Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintah terakhir jerman (Visigoth) Roderick, yang makin memperburuk situasi baik itu dalam kondisi sosial, ekonomi, bahkan semua agama yang di Spanyol. Puncaknya ketika penguasa Toledo yang bernama Witiza diberhentikan tanpa alasan apapun. Kemudian Roderick memindahkan kekuasaannya yang semula di Sevilla kemudian ke Toledo.
Raja Roderick juga berkonflik dengan Gubernur pada kekaysaran Bayzantium yang bernama Julian. Julian menuntut Roderick dan bertengkar dengannya karena anak dari Julian yang bernama Florenda dilecehkah di istana. Kenapa bisa demikian, biasanya anak keturunan bangsawan selalu dititipkan di Istana Kerajaan untuk diberi pendidikan dan tata krama kebangsawanan.
Karena rasa sakit hati yang mendalam terhadap Roderick maka Julian meminta bantuan kepada Gubernur Afrika Utara yang bernama Musa bin Nusayr untuk mengalahkan sekaligus menundukkan Roderick di hadapannya. Namun, Musa bin Nusayr belum bisa menyetujui permintaan Julian tersebut takutnya nanti Julian hanya berkedok demikian dan memiliki tujuan lain. Maka, Musa bin Nusayr mengutus Thariq bin Malik bersama 500 pasukan berkuda dan pasukan pejalan kaki untuk melakukan survei ke wilayah Spanyol. Pulanglah Tharik bin Malik dari Spanyol dan melapirkan kepada Musa bin Nusyr bahwa wilayah spanyol layak untuk dimasuki. Sambli Thariq membawa harta yang sangat banyak sambil dia mendatangi Musa dengan segera. Musa lalu memerintahkan Thariq untuk berperang dan Thariq sendiri yang menjadi panglima perang tersebut.
Pada tahun 711 M, Thariq bersama 7.000 tentara menyebrangi selat dengan kapal-kapal yang telah disediakan oleh Julian. Thariq mendarat di sebuah gunung batu dimana ia menuliskan namanya di gunung batu tersebut sebagai bukti bahwa ia pernah ada disana dan akhirnya gunung batu itu dikukuhkan dengan nama Jabal Tariq atau dalam bahasa spanyol "Gibraltar."
Thariq mendapat tambahan pasukan sebanyak 5.000 orang dari pihak Julian sehingga jumlah pasukan perangnya terkumpul menjadi 12.000 orang. Sedangkan Raja Roderick telah menyediakan 100.000 pasukan perangnya. Menurut logika memang pasukan Thariq tidak akan mencapai kemenangan, namun apa yang terjadi? Kekuatan pasukan Roderick hanya sebatas jumlahnya yang banyak namun semangat di jiwa mereka tidak sebanyak jumlahnya dan tidak juga sekuat lawannya.
Sebelum berperang, Thariq menyampaikan kepada pasukannya "Saudara-saudara sekalian, kita sekarang berada diantara dua pilihan, menang atau mati. Di belakang kita terbentang sebuah lautan, sedangkan di hadapan kita lawan sudah menghunus pedang. Tiada lagi jalan mundur. Barangsiapa lapar, ambillah makanan yang tersedia di tangan lawan, dan barangsiapa membutuhkan senjata, ambillah dari tangan lawan."
Dengan pasukan yang kompak, bersatu padu, dan penuh percaya diri, pasukan islam di bawah komando Thariq memberikan pukulan hebat kepada musuhnya sehingga lawannya tercerai-berai dan pasukan Thariq pun memperoleh kemenangan yang gemilang. Akan halnya dengan Raja Roderick, ia pada akhirnya dapat dibunuh oleh pedang Thariq.

Adapun indikator kemenangan Thariq dalam peperangan tersebut ialah, sebagai berikut:
1. Penduduk Spanyol sudah bosan menghadapi raja-rajanya yang dimana bagi rakyat kelas bawah diberlakukan biaya pajak yang sangat mahal sedangkan bagi para bangsawan malah diistimewakan dengan dibebaskan mereka dari membayar pajak. Itulah yang menyebabkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin menjadi melarat.
2. Terjadi perpecahan diantara para penguasa yang akhirnya menimbulkan peperangan dan ada beberapa anggota kerajaan yang beralih memihak dan bekerja sama dengan kaum muslimin untuk menghancurkan lawannya.
3. Terjadi pertentangan antara pemimpin agama, yakni antara Gereja Katolik dan Gereja Aria yang dimana penganut Katolik pribumi beranggapan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan Aria banyak yang bertentangan dengan amalan-amalan Katolik.
4. Pada tahun 612 M, penguasa Gothik mengeluarkan dekrit kerajaan yang memerintahkan penduduk Yahudi untuk dibaptis dan memeluk agama Kristen. Jika tidak, maka kaum Yahudi akan disita hartanya bahkan penduduk Yahudi akan  dibuang dari sana.
5. Sekalipun pasukan spanyol berjumlah 100.000 orang namun smangat perjuangannya sangatlah rendah, ini disebabkan karena pemerintah menarik anggota perang dengan sembarangan tanpa ada penilaian.
6. Tentara islam disusun atas orang-orang Barbar yang terkenal dengan fisiknya yang kuat dan terlatih. Juga kaum muslimin yang ikut berperang selalu menaati prosedur berperang yang ada.
Setelah Thariq memenangkan peperangan di spanyol, Musa mengirimkan 18.000 pasukan pada tahun 712 M. Setelah merampas Carmona, kota terkuat di Spanyol, Musa melanjutkan ke Sevilla. Toledo blum bisa dikalahkan, namun 3 bulan kedepan akhirnya jatuh ke tangan kaum muslimin. Musa melanjutkan perjalanannya ke Barcelona di sebelah Timur, Nabronne di Alcarve, Cadis di sebelah tenggara, dan Sisillia di sebelah Barat laut. Musa kemudian bergabung dengan pasukan Thariq di Talavera yang dimana Thariq juga menundukkan kota-kota di Spanyol dan juga Kordoba.
Di tempat Thariq dan Musa bergabung, yakni di Talavera, Musa memecat dan sekaligus memenjarakan Thariq  dengan alasan bahwa Thariq tidak mematuhi instruksi-instruksi yang ia berikan.
Selanjutnya, musa meneruskan perjalanan ke Prancis. Setelah tiba di Konstantinopel, ia dipanggil oleh khalifah di Damaskus (al-Walid) karena mendengar bahwa Thariq bertengkar dengan Musa. Tidak lama kemudian, al-Walid meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya Sulaiman. Sulaiman lalu memecat Musa, harta ghonimahnya dirampas kemudian dipenjarakan, persis sama seperti apa yang ia pernah lakukan kepada Thariq. Musa dibuang ke Hijaz dan di masa tuanya ia hidup miskin menjadi pengemis sampai akhir hayatnya.
Ketika spanyol dikuasai oleh kaum muslimin maka digantilah namanya menjadi Andalusia. Khalifah yang memimpin bernama Abdul Aziz, anak dari Musa. Abdul Aziz menikah dengan janda dari Roderick yang bernama Achelon yang kemudian diganti namanya menjadi Ummu Ashim. Inilah kali pertama terjadi pernikahan campuran dalam dunia islam. Tidak lama memerintah, Abdul Aziz ditemukan mati terbunuh yang penyebabnya masih tidak jelas. Ia kemudian digantikan oleh Muhammad bin Yazid sebagai penguasa di Afrika Utara dan Spanyol. Pada masa pemerintahannya, kehidupan rakyat menjadi aman tentram damai dan sejahtera karena setiap orang dibebaskan untuk menganut agamanya masing-masing dan beribadah sesuai keyakinan dan bahkan mereka diajarkan untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Namun gejolak mulai terjadi ketika kekuasaan Umayyah di Damaskus diserang oleh kelompok Bani Abbas yang membangkitkan revolusi. Revolusi berdarah tersebut berhasil melenyapkan kekuasaan bani Umayyah dan pada saat itu (750 M) terjadi pembersihan etnis, tidak ada yang dibiarkan hidup, semuanya dibunuh bahkan sampai khalifah umayyah yang sudah meninggal pun dibongkar makamnya untuk disiksa dngan maksut supaya tidak ada lagi bibit Umayyah yang akan bermunculan di masa selanjutnya. Namun peristiwa dramatis terjadi. Ada seorang keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari peristiwa tersebut, yakni Abdurrahman. Ia berusaha menyelamatkan diri dengan bersembunyi dan akhirnya berkelana ke berbagai daerah dan sampai di Andalusia. Di Andalusia ia disambut oleh para pendukungnya dan menjadi pemimpin yang biasa disebut dengan amir pada masanya.
Dua tahun sebelum wafat, Abdurrahman membangun Masjid agung Kordoba, yang kemudian diselesaikan dan diperbesar oleh para penggantinya. Dengan pilar-pilar yang banyak dan megah serta halamannya yang luas, bangunan yang monumental ini masih berdiri dengan nama "La Mezquita" (Masjid). Pada tahun 1236 M, bangunan ini diubah menjadi katedral oleh Raja Ferdinand III. Ia juga yang membuat jembatan di atas Sungai Guadalquivir. Untuk lebih mengnambah wawasan anda yanģ membaca blog ini, bisa kalian tonton MUSLIM_TRAVELER_2018_ Madrid. Spanyol.
Adapun penguasa setelah Abdurrahman ad-Dakhil  yakni Hisyam I, al-Hakam I, Abdurrahman II, Muhammad I, al-Munzir, Abdullah, dan Abdurrahman III.
Penguasa Bani Umayyah terbesar adalah Abdurrahman III yang bergelar an-Nashir. Ia memerintah selama 49 tahun. Pada masanya, ia mengganti gelar amir menjadi gelar khalifah. Keputusan an-Nashir mengganti gelar tersebut karena Dinasti Abbasiyah sudah mulai terpukul mundur dan mulai diambil alih kekuasaannya oleh Dinasti Buwaih.
Di ujung pemerintahan Dinasti Umayyah mulai bermunculan hampir 30 Kekuasaan kecil di spanyol, ini mempengaruhi persatuan islam yang menjadi kendor. Wilayah islam mulai direbut, Muslim tunduk pada kaum Kristen melalui penaklukan dan perjanjian tepatnya yakni pada abad ke-13M. Pada babak terakhir, spanyol hanya tinggal dua kerajaan yakni Aragon dan Castille. Perkawinan antara Raja Ferdinand dari Aragon dan Ratu Isabella dari Castille pada 1469 M telah mempersatukan kerajaan ini untuk selamanya. Penyatuan ini menjadi pemusnahan bagi Muslim di spanyol. Raja dan Ratu tersebut dikenal sangat kejam, umat Muslim dipaksa untuk masuk Kristen dan jika mereka hendak menolak maka mereka dibunuh. Tidak ada toleransi apalagi keringanan bagi muslim. Maka muslim yang masih tersisa, dengan segera meninggalkan spanyol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar