Senin, 20 Agustus 2018

DINASTI AL-MURABITUN JATUH OLEH AL-MUWAHHIDUN

Ahli sejarah mengungkapkan bahwa al-Murabitun berasal dari kabilah Lumtunah Barbariah Sonhajiah. Mereka hidup berpindah-pindah dari mulai Yaman menuju ke Syam dan ke pantai Afrika yang akhirnya tiba di Samudra Atlantik. Ini terjadi pada masa kekuasaan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Musa bin Nusair.
Seiring dengan berjalannya waktu, rombongan Ukubah bin Nusair ini semakin bertambah banyak. Munculnya Dinasti al-Murabitun ditunjang oleh jauhnya wilayah yang ditaklukan oleh Bani Abbas sehingga menyulitkannya dalam memelihara dan memerintah daerah tersebut. Ini memberi peluang yang bagus bagi daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan untuk memisahkan diri.
Disebut al-Murabitun karena para anggota di kelompok tersebut menetap di ribah, artinya kombinasi sebuah rumah peristirahatan dan perbentengan, yang di dalamnya mereka mempelajari ilmu agama dari seorang guru yang bernama Abdullah bin Yasin.
Nama khalifah-khalifah yang pernah memimpin Dinasti al-Murabitun:
1. Yahya bin Ibrahim
2. Abu Bakar bin Umar 448 H/ 1056 M
3. Yusuf bin Tasyifin 480 H/ 1087 M
4. Ali bin Yusuf 500 H/ 1106 M
5. Tasyifin bin Ali 537 H/ 1143 M
6. Ibrahim bin Tasyifin 541 H/ 1146 M
7. Ishak bin Ali 541 H/ 1147 M

Dinasti al-Murabitun mulai berkembang pada masa Abu Bakar bin Umar yang dimana ia mulai menaklukan wilayah-wilayah seperti Fez pada 663 H dan Tanjah pada tahun 664 H.
Setelah Abu Bakar wafat, ia digantikan oleh pemimpin yang bernama Yusuf bin Tasyifin yang bergelar al-Muslimin. Pada masa ini, wilayah kembali diperluas dari timur (termasuk sebagian Aljazair) hingga ke barat (tepi samudra Atlantik) ke arah selatan (meliputi Senegal) hingga sampai di Andalusia (Spanyol). Ibu kota al-Murabitun terletak di Marajesh. Kekuasaan al-Murabitun dari mulai tahun 448-541 H/ 1056-1147 M.
Suatu ketika pernah kerajaan kristen di utara yang dipimpin oleh raja Alfonso VI mengaku sebagai seorang kaisar. Ia kemudian berusaha keras untuk menghapus orang-orang islam di Spanyol. Namun Yusuf bin Tasyifin pemimpin dinasti al-Murabitun berhasil mengalahkannya. Khalifah tersebut merupakan pemimpin yang paling sukses dalam memerintah.
Perkembangan selanjutnya, setelah berakhirnya kekuasaan Yusuf bin Tasyifin, terjadilah kemunduran yang berangsur-angsur pada Dinasti al-Murabitun. Ini dikarenakan, rakyat al-Murabitun hanya terfokus pada belajar dan mengamalkan ilmu fiqih. Mereka tidak berbakat dan tidak tertarik dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain, seperti filsafat, sains, maupun kebudayaan. Selain itu, penguasa dinasti al-Murabitun juga tidak mahir dalam memerintah. Tidak ada prestasi yang begitu berarti yang bisa mereka peroleh. Hanya sebatas menjalankan kekuasaan sebagaimana pemerintah sebelumnya menjalankan itu semua.
Selanjutnya muncullah Dinasti baru yang bernama Dinasti Al-Muwahhidun. Gerakan ini bertujuan untuk memurnikan ajaran tauhid serta menjalankan amar ma'ruf nahyi munkar. Kekuasaannya meliputi Afrika Utara bagian barat sampai ke Andalusia dan bertahan selama satu abad lebih.
Pada abad ke-5 Hijriah, di Afrika Utara bagian barat berkembang ajaran Antropomorfisme, yakni suatu faham yang berpendapat bahwa Tuhan mempunyai jasad sebagaimana manusia. Kondisi ini memunculkan gerakan yang mengajak kembali kepada kemurnian Tauhid. Muhammad bin Tumart adalah seorang murid al-Ghazali di Bagdad, pada waktu itu Bagdad merupakan pusat ilmu dan kebudayaan islam. Faham yang dipelajari dan dianut ialah Asy'ariyah karena al-Ghazali adalah penyebar faham Asy'ari.
Ilmu Tumart sepulang dari Bagdad, ia mengajarkan pengetahuannya mengenai Tauhid kepada para pengikutnya. Ia merupakan tokoh yang sangat keras menentang semua bentuk penyimpangan ajaran yang murni. Para pengikut Ibnu Tumart disebut kaum Muwahhidun. Sebutan ini juga ditunjukkan kepada kaum Murabitun yang oleh Tumart dituduh sebagai kafir yang menyatakan Tuhan berjasad seperti manusia.
Ibnu Tumart menganggap dirinya sebagai imam Mahdi yang akan memusnahkan kemunkaran dan kebodohan yang terjadi di tengah masyarakat. Gerakan Muwahhidun pernah menyerang kaum Murabitun, namun dengan segera kaum Murabitun meminta bantuan pada Amir Sijilmasa. Berkat bantuan itu, tentara Muwahhidun mengalami kekalahan. Karena terpukul batinnya, Ibnu Tumart jatuh sakit dan seling beberapa waktu, ia meninggal dunia.
Pengganti Ibnu Tumart adalah Abdul Mukmin bin Ali al-Kufi. Pada masanya, tentara al-Murabitun berhasil dikalahkan dan kekuasaannya dapat dihancurkan. Maka pada saat itu tahun 1147, berakhirlah kekuasaan al-Murabitun. Abdul mukmin kemudian menyebrang ke spanyol. Satu persatu daerah berhasil ditaklukannya, yakni hampir seluruh kawasan Spanyol, Aljazair, Tunisia, Libya. Dengan ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah islam daerah-daerah sepanjang Atlantik sampai ke perbatasan Mesir dapat disatukan dengan Andalusia dibawah satu kepemimpinan yang independen.
Kemajuan selalu berakhir dengan kemunduran, atau sebaliknya. Akibat terlalu luasnya kekuasaan, kontrol dari pusat menjadi longgar. Daerah yang ditaklukkan banyak yang lepas dan direbut oleh kristen. Makin lama makin banyak kawasan yang direbut oleh kristen sehingga kekuasaan al-Muwahhidun semakin terdesak. Pemberontakan muncul dimana-mana sehingga kekuasaan al-Muwahhidun ambruk ditelan kekuasaan-kekuasaan baru yang memerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar